Selasa, 13 September 2011

KHASIAT KURMA


Sebenarnya sangat banyak kisah nyata seputar khasiat kurma yang telah ada dari dahulu hingga sekarang. Namun di sini penulis mencukupkan diri dengan kejadian yang disaksikan oleh penulis sendiri. Kisah ini berlatarbelakang semenjak naskah tentang pembahasan kurma ini hampir selesai, yaitu ketika ada kerabat penulis yang membacanya dan memberi masukan kepada penulis. Setelah itu, ternyata beliau memberikan masukan dan saran kepada orang-orang terdekatnya, termasuk adik ipar dan saudara pembantu rumah tangganya. Berbekal wacana tentang kurma yang berkhasiat untuk mengobati penyakit stroke dan membantu kelancaran wanita yang hendak melahirkan, maka beliau menganjurkan kepada adik ipar dan saudara pembantunya agar mengkonsumsi kurma. Walhasil, inilah seklumit kisah nyata tentang khasiat kurma.

KURMA SEBAGAI OBAT STROKE

Kisah ini terjadi pada seorang wanita bernama ibu Nurhayati, berusia 70 tahun. Ia bertempat tinggal di Ciheuleut, Bogor. Kehidupannya tergolong miskin. Beliau mengidap penyakit darah tinggi akut, sayangnya beliau mempunyai kebiasaan minum kopi yang sukar dihentikan dan pola makan yang tidak memadai. Akibatnya, pada suatu ketika ia mengalami stroke beberapa kali. Yang ketiga kalinya terjadi menjelang bulan Ramadhan tahun 1426H/2005 M.

Kesehatannya memburuk, anggota badannya sudah tidak dapat digerakkan lagi, termasuk mulutnya sukar untuk dibuka, apalagi mengunyah makanan. Sehingga sangat sulit baginya untuk menghabiskan satu piring bubur dalam satu hari satu malam. Berat badannya ketika sehat kurang lebih 60 Kg, akhirnya menjadi turun drastis, karena hal ini berlangsung hampir satu setengah bulan. Keluhan lainnya adalah suaranya menghilang dan selama itu pula ia tidak bisa buang air besar. Buang air kecil sulit dikontrol sehingga terpaksa dilakukan di tempat tidur. Saat itu obat yang dikonsumsi adalah yang diberikan oleh Puskesmas setempat, RSU di Bogor, dan terakhir dari seorang sinshe (tabib) Cina. Itu semua tidak begitu berpengaruh, bahkan karena ekonominya yang susah, ia tidak dapat memperoleh obat dan penanganan medis secara kontinyu.

Hingga kurang lebih sepekan setelah hari Idul Fithri 1426 H, ia mulai makan kurma kering (tamr) atas anjuran saudaranya. Alhamdulillah, kondisi kesehatannya berangsur-angsur membaik dalam waktu yang relatif singkat. Tatkala itu, malamnya diberikan 3-4 butir kurma yang telah dihaluskan serta dibantu dengan air agar dapat tertelan. Reaksinya telah dapat dilihat menjelang Shubuh, di mana suaranya sudah mulai keluar dan minta dipapah ke kamar mandi untuk buang air besar, padahal selama hampir satu setengah bulan ia tidak bisa melakukannya.

Kurma tetap dikonsumsinya selama 4 hari (kurang lebih 4 ons), hingga tangan sudah mulai dapat digerakkan pelan-pelan untuk menyuap makanannya sendiri. Alhamdulillah.

KURMA MENCEGAH SERANGAN STROKE

Ada banyak sekali khasiat kurma, namun di antara khasiat istimewanya adalah dapat menurunkan resiko serangan stroke, karena kandungan Kaliumnya yang tinggi, merupakan zat gizi yang penting bagi fungsi tubuh, terutama JANTUNG dan PEMBULUH DARAH. Berfungsi membuat denyut jantung teratur, mengaktifkan kontraksi otot, dan membantu kestabilan tekanan darah. Beberapa penelitian telah membuktikan bahwa makanan yang kadar kaliumnya tinggi dapat menurunkan resiko serangan stroke. (Makalah kesehatan dari Pusat Kesehatan Universitas Utara Malaysia, yang diambil dari www.medic.uum.ed)

CUKUP LIMA BUTIR SEHARI

Makin banyak seseorang memakan makanan yang kaya Kalium, biasanya makin kecil kemungkinan terkena stroke. Para peneliti membuat postulat hanya dengan makan satu jenis ekstra makanan kaya Kalium (minimal 400 mg setiap hari), maka resiko terkena stroke dapat diturunkan sampai 40%.

Untuk mendapatkan makanan yang mengandung 400 mg Kalium itu mudah sekali, kita bisa mendapatkannya dengan memakan kurma jenis tamr (kurma kering) sekitar 65 gr saja, atau setara dengan lima butir kurma.

Makanan tinggi Kalium dapat membantu menurunkan tekanan darah dan dapat memberik tambahan kekuatan tubuh dalam mencegah stroke secara langsung, yaitu berkaitan dengan sirkulasi darah. (Disampaikan oleh Dr. Louis Tobian, Jr., pakar penyakit darah tinggi dari Minnesota University, AS)

Konsumsi ekstra Kalium dapat menjaga dinding arteri tetap elastis dan dapat berfungsi normal. Keadaan ini membuat pembuluh darah tidak mudah rusak akibat tekanan darah. Jadi, jelas bahwa kurma yang secara tradisional disajikan sebagai salah satu hidangan untuk berbuka puasa dan sahur di bulan Ramadhan, bukanlah sekedar hidangan yang biasa. Diam-diam ia menyimpan senjata potensial anti stroke dan anti serangan jantung. (Ibid)

KURMA MEMILIKI KEGUNAAN SEPERTI ASPIRIN

Selain mengandung Kalium yang berguna bagi kesehatan jantung dan pembuluh darah, kurma (baik ruthab maupun tamr) juga mengandung Salisilat. Zat ihi dikenal sebagai bahan baku aspirin, yaitu obat pereda atau penghilang rasa sakit dan demam.

Salisilat bersifat mencegah pembekuan darah, anti inflamasi (pembengkakan) dan melenyapkan rasa nyeri/ngilu. (Catatan kaki yang terdapat dalam Shahih at-Thibb an-Nabawi fii Dhau-il Ma'arif ath-Thabiyyah wal 'Ilmiyyah al-Haditsah (hal. 401), karya Syaikh Salim bin Ied al-Hilali, cet. Maktabah al-Furqan, 1424 H)

Salisilat juga dapat mempengaruhi prostate gland (kelompok asam lemak hidroksida yang merangsang kontraksi otot dan menurunkan tekanan darah). (Disampaikan oleh Nurfi Afriansyah, staf peneliti KIE Gizi Puslitbang Gizi Bogor. Diambil dari makalah kesehatan Pusat Kesehatan Universitas Utara Malaysia, yang diambil dari www.medic.uum.ed)

Sementara itu, Jean Carper dalam bukunya Food Your Miracle Medicine menyatakan bahwa kurma mempunyai fungsi seperti aspirin. Dia menyebutkan tentang rincian kegunaan kurma, di antaranya yaitu sangat tinggi kandungan salisilat alias aspirin alaminya. (Ibid)

Semoga bermanfaat...

(Dikutip dari buku Kupas Tuntas Khasiat Kurma Berdasarkan Al-Qur'an, As-Sunnah ash-Shahihah dan Tinjauan Medis Modern, karya Ustadz Zaki Rakhmawan, penerbit Media Tarbiyah Bogor. Dengan kata pengantar dari al-Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas hafizhahullah dan muraja'ah oleh al-Ustadz Abdul Hakim bin Amir Abdat hafizhahullah)

PEPAYA "BUAH PARA MALAIKAT"


 Buah pepaya atau yang disebut dengan Carica papaya Lsudah dikenal sejak ratusan tahun lalu. Christopher Columbus menyebut buah ini sebagai "the fruit of the angels", buah para malaikat. Menurut VN Villegas dalam tulisannya yang dimuat dalam Sumber Daya Nabati Asia Tenggara 2, setiap 100 gram pepaya terkandung 450 miligram vitamin A, 74 miligram vitamin C, 86,6 gram air, 0,5 gram protein, dan 0,7 gram serat.

Berbagai vitamin dan mineral yang terkandung di dalamnya antara lain potasium, elektrolit yang penting bagi tubuh, dan kalsium yang bermanfaat bagi tulang. Mineral lain, seperti kalium dan magnesium, juga terkandung di dalam pepaya. Sementara itu, enzim papain-nya berfungsi memecah serat makanan sisa sehingga mempermudah buang air besar. Pepaya juga bermanfaat untuk mengobati lambung dan mengurangi panas tubuh.

Selain daging buahnya, daun pepaya juga berkhasiat. Selain untuk sayur dan lalap, daun pepaya bermanfaat untuk mengobati malaria, cacingan, sakit perut, meningkatkan nafsu makan, serta melunakkan daging. Bijinya bisa mengobati cacingan. Sementara itu, getah dan akarnya bisa mengobati sakit kandung kencing, bahkan digigit ular.

Prof Dr. Ir Made Astawan, Ahli Teknologi Pangan dari Institut Pertanian Bogor mengatakan:

Meski semakin banyak jenis dan ragam buah impor, pepaya tetap populer di Indonesia. Selain murah, zat gizi yang dikandungnya pun lengkap. Biji, daun, batang, dan akarnya sangat bermanafaat sebagai obat.

Pada tahun 1992, The Center for Science in the Public Interest (CSPI) di Washington AS meneliti manfaat kesehatan dari 40 jenis buah. Penilaian didasarkan pada sumbangan dari sembilan jenis vitamin, potasium, dan serat pangan yang terkandung pada masing-masing buah terhadap angka kecukupan gizi yang dianjurkan (AKG).

Dari penilaian tersebut, pepaya telah ditetapkan sebagai buah yang paling menyehatkan, kemudian disusul oleh cantaloupe, stroberi, orange, dan tangerine. Hasil penelitian CSPI tersebut tentu sangat menggembirakan. Sebab, selain bergizi dan menyehatkan, pepaya juga dikenal sebagai buah yang murah harganya dan enak rasanya. Varietas yang beragam dan ketersediaannya sepanjang tahun turut memperkokoh posisi pepaya sebagai buah idola.  

Buah pepaya matang sangat unggul dalam hal betakaroten (276 mikrogram/100 g), betacryptoxanthin (761 mikrogram/100 g), serta lutein dan zeaxanthin (75 mikrogram/100 g). Betakaroten merupakan provitamin A sekaligus antioksidan yang sangat ampuh untuk menangkal serangan radikal bebas.  

Vitamin A yang diperoleh dari 100 g buah pepaya matang berkisar antara 1.094-18.250 SI, tergantung dari varietasnya. Sementara betacryptoxanthin, lutein, dan zeaxanthin lebih banyak berperan sebagaiantioksidan untuk mencegah timbulnya kanker dan berbagai penyakit degeneratif.

Sumbangan vitamin yang sangat menonjol adalah vitamin C (62-78 mg/100 g) dan folat (38 mikrogram/100 g). Kadar serat per 100 gram buah masak 1,8 gram. Serat pepaya sangat dikenal manfaatnya dalam memperlancar proses buang air besar (BAB) dan mencegah sembelit. Satu potong pepaya berukuran 140 gram mampu memberikan sumbangan vitamin C sebanyak 150 persen dari angka kecukupan gizi yang dianjurkan per hari (AKG), serta sumbangan serat sebanyak 10 persen dari AKG.

Komposisi mineral pada buah pepaya matang sangat bagus, yaitu dominan potasium (257 mg/100 g) dan sangat sedikit sodium (3 mg/100 g). Rasio potasium terhadap sodium yang tinggi sangat bermanfaat untuk mencegah terjadinya hipertensi.  Mineral lain yang terkandung dalam jumlah lumayan adalah kalsium, besi, magnesium, fosfor, zinc, dan selenium. Keunggulan lain dari buah pepaya adalah rendah lemak, tanpa kolesterol, rendah sodium.     

Batang, Daun, Biji, dan Akar

Selain buah, bagian lain dari tanaman pepapa pun banyak manfaatnya. Sari akar tanaman pepaya misalnya, dapat digunakan sebagai obat penyakit kencing batu, penyakit saluran kencing, dan cacing kremi. Biji pepaya dapat digunakan sebagai obat penyakit cacing kremi.  

Batang, daun, dan buah pepaya muda mengandung getah berwarna putih. Getah tersebut merupakan sumber enzim papain, yaitu suatu enzim proteolitik (pemecah protein). Sering digunakan sebagai pengempuk daging (meat tenderizer), yaitu untuk memecah serat-serat daging yang alot menjadi empuk.

Selain itu, papain juga digunakan pada industri minuman (sebagai penjernih bir dan anggur), industri farmasi, industri kosmetik, industri tekstil dan kulit (sebagai penyamak), serta sebagai pembersih limbah.  

Perasan daun pepaya muda mengandung alkaloid berasa pahit yang konon berkhasiat sebagai obat penyakit malaria, penurun demam, penurun tekanan darah, dan pembunuh amuba. Daun pepaya muda dapat diolah menjadi buntil, urap, atau lalap rebus.

Bagian dari pepaya yang paling populer adalah buah matang. Buah tersebut dapat dinikmati sebagai dessert, yaitu buah segar yang dimakan dengan cara dikerok memakai sendok atau berupa potongan-potongan berbentuk dadu. Campuran buah pepaya masak dengan susu, yoghurt, atau orange juiceyang diblender akan menghasilkan smoothie yang lezat.  

Campuran buah pepaya dengan melon, pisang, nanas, stroberi, jeruk, dan kelapa muda akan menghasilkan salad buah yang berwarna-warni menyegarkan. Buah pepaya matang dapat diolah menjadi jus, dodol, selai, jeli, serta hancuran buah untuk dressing dan marinade.

 Daun Pepaya, Senjata Baru Pelawan Kanker

Di balik rasanya yang pahit, ternyata daun pepaya menyimpan manfaat sebagai zat pelawan kanker. Oleh para ahli, kehebatan daun pepaya dalam melawan berbagai jenis tumor di tubuh ini disebut sebagai ”sangat mengagumkan”.

Adalah peneliti Nam Dang dari Universitas Florida dan rekannya dari Jepang yang memublikasikan temuannya mengenai manfaat ekstrak daun pepaya untuk melawan kanker serviks, payudara, liver, paru, dan pankreas. Para peneliti menggunakan ekstrak daun pepaya yang sudah kering dan dimanfaatkan sebagai teh daun pepaya.

Dalam riset yang dilakukan Dang diketahui, ekstrak daun pepaya akan menghasilkan molekul yang disebut Th1 tipe sitokin yang membantu meningkatkan sistem imun tubuh. Hal ini akan mendukung terapi yang memanfaatkan sistem imun untuk melawan kanker.

Para ahli mengatakan, ekstrak pepaya tidak memiliki efek toksik pada sel normal sehingga lebih aman daripada terapi kanker pada umumnya. Dalam penelitiannya, 10 tipe kultur sel kanker dipajan dengan ekstrak daun pepaya untuk kemudian diamati selama 24 jam. Ternyata, pepaya memperlambat pertumbuhan sel tumor pada semua jenis tipe kanker.

Selain dikonsumsi sebagai buah, pepaya juga dimanfaatkan sebagai obat tradisional, khususnya oleh suku Aborigin di Australia, penduduk Vietnam, dan beberapa negara Asia lainnya.

Semoga bermanfaat.... 

Sumber:

http://kesehatan.kompas.com/read/2009/08/04/17214669/Pepaya..Buah.Para.Malaikat.Kaya.Vitamin.dan.Mineral
http://kesehatan.kompas.com/read/2010/01/11/1320015/Jangan.Sepelekan.Gizi.Pepaya.
http://kesehatan.kompas.com/read/2010/03/11/09431346/Daun.Pepaya..Senjata.Baru.Pelawan.Kanker

Kerabat buah Pepaya yang banyak di Dieng, Carica

Buah yang sangat khas dari Dieng. Ada yang mengatakan bahwa bibit carica yang ditanam di dataran rendah akan tumbuh menjadi pepaya dan sebaliknya bibit pepaya yang ditanam di Dieng akan tumbuh menjadi carica. Bagaimana pun juga, buah ini masih berkerabat dekat dengan pepaya.

Buah carica ini di antara penduduk setempat dikenal sebagai gandul Dieng. Beda carica dengan pepaya adalah jika pepaya biasa lebih dikenal sebagai tumbuhan tropis yang memerlukan banyak panas dan matahari, maka carica termasuk keluarga pepaya yang hanya bisa tumbuh di tempat tinggi, memerlukan temperatur yang cukup dingin, dan banyak hujan. Kondisi tersebut sangat cocok dengan iklim Dataran Tinggi Dieng di Wonosobo.

Pohon carica yang mudah ditanam dan dipelihara, bisa ditanam di pematang kebun, bersama-sama dengan tanaman pangan lain. Pohon carica juga bukan tanaman semusim sehingga tidak memperparah tanah yang sudah mulai rentan. Oleh karena itu pohon carica sama sekali tidak mengganggu lingkungan malah memperkuat tanah.

Buahnya mirip pepaya yaitu berwarna kehijauan, atau kekuningan jika sudah cukup matang, hanya saja bentuknya lebih kecil dari pepaya. Namun buah carica tidak bisa dimakan langsung, karena daging buahnya banyak mengandung getah, sehingga rasanya pahit dan menyebabkan gatal di tenggorokan, bahkan bisa melukai kulit jika terlalu banyak melekat di kulit. Penduduk setempat menikmati buah ini dengan cara membelahnya menjadi dua dan mengambil bijinya untuk disesap. Karena rasanya yang manis, biji inilah yang nantinya akan dibuat sirup dan dapat memberikan rasa khas pada buah carica dalam sirup. Namun carica juga bisa dibuat minuman, manisan, selai, puding, bahkan campuran kare