Sebenarnya sangat banyak kisah nyata seputar khasiat kurma yang telah ada dari dahulu hingga sekarang. Namun di sini penulis mencukupkan diri dengan kejadian yang disaksikan oleh penulis sendiri. Kisah ini berlatarbelakang semenjak naskah tentang pembahasan kurma ini hampir selesai, yaitu ketika ada kerabat penulis yang membacanya dan memberi masukan kepada penulis. Setelah itu, ternyata beliau memberikan masukan dan saran kepada orang-orang terdekatnya, termasuk adik ipar dan saudara pembantu rumah tangganya. Berbekal wacana tentang kurma yang berkhasiat untuk mengobati penyakit stroke dan membantu kelancaran wanita yang hendak melahirkan, maka beliau menganjurkan kepada adik ipar dan saudara pembantunya agar mengkonsumsi kurma. Walhasil, inilah seklumit kisah nyata tentang khasiat kurma.
KURMA SEBAGAI OBAT STROKE
Kisah ini terjadi pada seorang wanita bernama ibu Nurhayati, berusia 70 tahun. Ia bertempat tinggal di Ciheuleut, Bogor. Kehidupannya tergolong miskin. Beliau mengidap penyakit darah tinggi akut, sayangnya beliau mempunyai kebiasaan minum kopi yang sukar dihentikan dan pola makan yang tidak memadai. Akibatnya, pada suatu ketika ia mengalami stroke beberapa kali. Yang ketiga kalinya terjadi menjelang bulan Ramadhan tahun 1426H/2005 M.
Kesehatannya memburuk, anggota badannya sudah tidak dapat digerakkan lagi, termasuk mulutnya sukar untuk dibuka, apalagi mengunyah makanan. Sehingga sangat sulit baginya untuk menghabiskan satu piring bubur dalam satu hari satu malam. Berat badannya ketika sehat kurang lebih 60 Kg, akhirnya menjadi turun drastis, karena hal ini berlangsung hampir satu setengah bulan. Keluhan lainnya adalah suaranya menghilang dan selama itu pula ia tidak bisa buang air besar. Buang air kecil sulit dikontrol sehingga terpaksa dilakukan di tempat tidur. Saat itu obat yang dikonsumsi adalah yang diberikan oleh Puskesmas setempat, RSU di Bogor, dan terakhir dari seorang sinshe (tabib) Cina. Itu semua tidak begitu berpengaruh, bahkan karena ekonominya yang susah, ia tidak dapat memperoleh obat dan penanganan medis secara kontinyu.
Hingga kurang lebih sepekan setelah hari Idul Fithri 1426 H, ia mulai makan kurma kering (tamr) atas anjuran saudaranya. Alhamdulillah, kondisi kesehatannya berangsur-angsur membaik dalam waktu yang relatif singkat. Tatkala itu, malamnya diberikan 3-4 butir kurma yang telah dihaluskan serta dibantu dengan air agar dapat tertelan. Reaksinya telah dapat dilihat menjelang Shubuh, di mana suaranya sudah mulai keluar dan minta dipapah ke kamar mandi untuk buang air besar, padahal selama hampir satu setengah bulan ia tidak bisa melakukannya.
Kurma tetap dikonsumsinya selama 4 hari (kurang lebih 4 ons), hingga tangan sudah mulai dapat digerakkan pelan-pelan untuk menyuap makanannya sendiri. Alhamdulillah.
KURMA MENCEGAH SERANGAN STROKE
Ada banyak sekali khasiat kurma, namun di antara khasiat istimewanya adalah dapat menurunkan resiko serangan stroke, karena kandungan Kaliumnya yang tinggi, merupakan zat gizi yang penting bagi fungsi tubuh, terutama JANTUNG dan PEMBULUH DARAH. Berfungsi membuat denyut jantung teratur, mengaktifkan kontraksi otot, dan membantu kestabilan tekanan darah. Beberapa penelitian telah membuktikan bahwa makanan yang kadar kaliumnya tinggi dapat menurunkan resiko serangan stroke. (Makalah kesehatan dari Pusat Kesehatan Universitas Utara Malaysia, yang diambil dari www.medic.uum.ed)
CUKUP LIMA BUTIR SEHARI
Makin banyak seseorang memakan makanan yang kaya Kalium, biasanya makin kecil kemungkinan terkena stroke. Para peneliti membuat postulat hanya dengan makan satu jenis ekstra makanan kaya Kalium (minimal 400 mg setiap hari), maka resiko terkena stroke dapat diturunkan sampai 40%.
Untuk mendapatkan makanan yang mengandung 400 mg Kalium itu mudah sekali, kita bisa mendapatkannya dengan memakan kurma jenis tamr (kurma kering) sekitar 65 gr saja, atau setara dengan lima butir kurma.
Makanan tinggi Kalium dapat membantu menurunkan tekanan darah dan dapat memberik tambahan kekuatan tubuh dalam mencegah stroke secara langsung, yaitu berkaitan dengan sirkulasi darah. (Disampaikan oleh Dr. Louis Tobian, Jr., pakar penyakit darah tinggi dari Minnesota University, AS)
Konsumsi ekstra Kalium dapat menjaga dinding arteri tetap elastis dan dapat berfungsi normal. Keadaan ini membuat pembuluh darah tidak mudah rusak akibat tekanan darah. Jadi, jelas bahwa kurma yang secara tradisional disajikan sebagai salah satu hidangan untuk berbuka puasa dan sahur di bulan Ramadhan, bukanlah sekedar hidangan yang biasa. Diam-diam ia menyimpan senjata potensial anti stroke dan anti serangan jantung. (Ibid)
KURMA MEMILIKI KEGUNAAN SEPERTI ASPIRIN
Selain mengandung Kalium yang berguna bagi kesehatan jantung dan pembuluh darah, kurma (baik ruthab maupun tamr) juga mengandung Salisilat. Zat ihi dikenal sebagai bahan baku aspirin, yaitu obat pereda atau penghilang rasa sakit dan demam.
Salisilat bersifat mencegah pembekuan darah, anti inflamasi (pembengkakan) dan melenyapkan rasa nyeri/ngilu. (Catatan kaki yang terdapat dalam Shahih at-Thibb an-Nabawi fii Dhau-il Ma'arif ath-Thabiyyah wal 'Ilmiyyah al-Haditsah (hal. 401), karya Syaikh Salim bin Ied al-Hilali, cet. Maktabah al-Furqan, 1424 H)
Salisilat juga dapat mempengaruhi prostate gland (kelompok asam lemak hidroksida yang merangsang kontraksi otot dan menurunkan tekanan darah). (Disampaikan oleh Nurfi Afriansyah, staf peneliti KIE Gizi Puslitbang Gizi Bogor. Diambil dari makalah kesehatan Pusat Kesehatan Universitas Utara Malaysia, yang diambil dari www.medic.uum.ed)
Sementara itu, Jean Carper dalam bukunya Food Your Miracle Medicine menyatakan bahwa kurma mempunyai fungsi seperti aspirin. Dia menyebutkan tentang rincian kegunaan kurma, di antaranya yaitu sangat tinggi kandungan salisilat alias aspirin alaminya. (Ibid)
Semoga bermanfaat...
(Dikutip dari buku Kupas Tuntas Khasiat Kurma Berdasarkan Al-Qur'an, As-Sunnah ash-Shahihah dan Tinjauan Medis Modern, karya Ustadz Zaki Rakhmawan, penerbit Media Tarbiyah Bogor. Dengan kata pengantar dari al-Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas hafizhahullah dan muraja'ah oleh al-Ustadz Abdul Hakim bin Amir Abdat hafizhahullah)